Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

Tuesday, July 26, 2011

Demi Kepentingan Bangsa(t)

Ini cerita pak Hasanudin Abdulrakhman, Pakar Fisika Molekuler yang sekarang jadi Direktur sebuah perusahaan di Jakarta. Saya kutip dari tulisan beliau di grup Kagama. Mungkin menarik dan terkait dengan KAMMI. he he he

"Tahun 1990-an Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) berdiri. Saya waktu itu masih kuliah di UGM. Saya merasa dekat dengan organisasi ini karena beberapa tokohnya adalah dosen-dosen UGM yang sudah saya kenal secara akrab. Bahkan saya turut membantu pelaksanaan beberapa kegiatan ICMI di Yogyakarta.

Setelah berdiri di bawah ICMI kemudian lahir badan-badan lain. Ada koran, lembaga penelitan, bahkan kabarnya ICMI akan punya stasiun TV. Suatu ketika saya berkunjung ke Jakarta. Karena merasa dekat dengan ICMI saya sempatkan untuk singgah di kantor lembaga penelitian yang didirikan ICMI tadi. Dari pembicaraan yang beredar lembaga ini diniatkan untuk menyaingi CSIS, sebuah lembaga think tank milik “kelompok sana”. CSIS dianggap salah satu biang keladi dari berbagai kebijakan pemerintah Orde Baru yang dinilai tidak pro umat Islam. Artinya, lembaga penelitian milik ICMI ini tadi akan menjadi pembalik sejarah, merumuskan kebijakan-kebijakan yang pro umat Islam, yang kebanyakan masih kaum dhuafa itu.

Kantor lembaga penelitian ini ada di salah satu ruangan di gedung BPPT di Jl. Thamrin. Tak perlu lah heran, karena Ketua BPPT waktu itu adalah Habibie, yang juga adalah Ketua ICMI. Dan yang saya temukan di kantor itu lebih dari yang saya duga. Semua peralatan, meja kursi, sampai mesin tik, saya lihat merupakan barang-barang inventaris BPPT. Saya pulang ke Yogya sambil terheran-heran, tentu saja. Tapi saya masih berniat melakukan konfirmasi.

Tak lama setelah itu, salah seorang petinggi lembaga tadi datang ke Yogya. Seperti biasa kami yang muda-muda dikumpulkan, diajak berdiskusi. Nah, kesempatan itu saya manfaatkan untuk konfirmasi, bagaimana ceritanya sebuah lembaga non-pemerintah bisa mendapat fasilitas dari lembaga pemerintah. Dalam fikiran saya, harus ada pemisahan yang tegas antara kepentingan orang-orang pemerintah yang kebetulan jadi pengurus ICMI, dengan posisi/jabatan mereka di pemerintah. Saya masih berharap dapat jawaban yang menggembirakan, misalnya bahwa semua fasilitas itu disewa oleh ICMI dari BPPT.

Tapi jawaban yang saya dapatkan sungguh mengecewakan. Petinggi ICMI, yang sekaligus pimpinan lembaga penelitian tadi dengan nada marah, juga melecehkan saya (menyebut saya tidak cerdas), membantah prinsip saya. “Kamu itu sama sekali tidak cerdas. Kami ini bekerja untuk kepentingan bangsa. Apa salahnya kalau kami pakai fasilitas milik negara? Kamu tahu tidak, orang-orang lain sudah lebih dulu menggunakan cara-cara seperti ini. Justru sekarang ini giliran kita!!!”

Walhasil ketika itu saya jadi bahan tertawaan dan cemoohan forum. Tapi saya jadi sadar pada satu hal, bahwa lembaga dan orang-orang semacam ini tak perlu lagi saya dekati. Sejak itu saya menjauh dari ICMI.

Waktu berjalan. Tokoh-tokoh ICMI banyak yang jadi menteri. Tokoh yang saya sebut tadi akhirnya kebagian juga di kabinet Habibie. Sejak awal dia memang mengumbar info bahwa banyak uang negara yang dikucurkan dalam bentuk kredit besar-besar, dan banyak yang macet. Program kerja dia sebagai menteri adalah “membagikan” uang negara untuk rakyat kecil, dalam bentuk kredit juga. Prinsipnya tak jauh beda dengan urusan kursi meja tadi. Orang lain sudah dapat, kini giliran kita.

Kredit yang dikucurkan memang tak diharapkan kembali. Ya itu tadi, orang lain juga tak mengembalikan, kok. Sederhana.

Di kemudian hari tokoh ini mendirikan partai, mencalonkan diri jadi presiden, tapi kalah telak di pemilu. Sekarang sudah jarang terdengar namanya. Tapi anak didiknya di lembaga penelitian tadi masih “jadi orang”. Ada yang jadi petinggi DPR, pejabat di bidang tenaga kerja, juga staf khusus Presiden.

Tak jelas apa yang dihasilkan dari sesuatu yang disebut untuk kepentingan bangsa tadi. Dari sepak terjang mereka terlihat bahwa mereka tak berbeda dengan orang-orang sebelumnya. Mereka berebut kuasa, lalu memperkaya diri. Makanya saya fikir layak kalau saya tambah huruf t di belakang kata bangsa itu. Untuk mereka, ini lebih pas.

Bangkit dengan Ilmu (Sebuah Pengantar Diskusi) [1]

Oleh: Syamsudin Kadir[2]

“Katakanlah, akankah Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi amal perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sesat amal perbuatannya di dunia ini, tetapi mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya”

(Qs. al-Kahfi: 103-104)

KETAHUILAH bahwa kewajiban seorang muslim sebelum beramal adalah berilmu. Bahkan agar akidahnya lurus dan terjaga, seorang muslim harus senantiasa memupuknya dengan ilmu. Bila pemahaman terhadap Islamnya berdasarkan basis ilmu yang benar, maka akidah, ibadah dan pemahamannya pun akan benar. Sebaliknya, jika pemahaman terhadap Islamnya dengan salah memahami ilmunya, maka ia akan terbawa ke dalam pemahaman dan pengamalan yang keliru bahkan akan menjadi seorang muslim yang ragu-ragu dengan keimanannya. Karena itu, mengutip pernyataan Pak Adian[3], “Kemungkaran terbesar dalam pandangan Islam adalah kemungkaran dalam bidang akidah atau kemungkaran yang mengubah bangunan fondasi Islam. Kemungkaran ini diawali dari kemungkaran dalam ilmu pengetahuan. Kemungkaran jenis ini jauh lebih berbahaya dari pada kemungkaran di bidang amal.”

Pada kondisi seperti ini umat Islam dituntut, pertama, terus-menerus mempelajari Kitab Suci (Al-Qur’an) dalam rangka mengamalkan dan menjabarkan nilai-nilainya yang bersifat umum agar dapat ditarik darinya petunjuk-petunjuk yang dapat disumbangkan atau diajarkan kepada masyarakat, bangsa dan Negara, yang selalu berkembang, berubah dan meningkat kebutuhan-kebutuhannya. Atau, dengan kata lain, kita harus mampu menerjemahkan nilai-nilai tersebut agar dapat diterapkan dalam membangun dunia ini serta memecahkan masalah-masalahnya. Karena yang demikian itulah tujuan Kitab Suci (Al-Baqarah: 213), dan itu pulalah tujuan mengapa kita diperintahkan untuk selalu mempelajari dan mengajarkannya. Kedua, kita juga dituntut untuk terus mengamati ayat-ayat Allah di alam raya ini, baik diri manusia secara perorangan maupun kelompok, serta mengamati fenomena alam. Ini mengharuskan kita untuk mampu menangkap dan selalu peka terhadap kenyataan-kenyataan alam dan sosial. Hal ini mengandung konsekwensi bahwa peran kita tidak hanya terbatas pada perumusan dan pengarahan tujuan-tujuan, tetapi sekaligus harus mampu memberikan contoh pelaksanaan serta sosialisasinya.

Sebelum dilanjutkan ke pembahasan berikutnya, di sini perlu disampaikan beberapa hal penting yang mesti kita pikirkan; dianalisa secara cermat dan dikaji secara mendalam.

Monday, July 25, 2011

PECAT KAPOLRI SEKARANG JUGA!!

Masih belum tertangkapnya Nazaruddin menjadikan persepsi penegakan hukum Indonesia di mata dunia semakin lemah. Pihak Kepolisian seakan tidak punya nyali untuk bisa menangkap Nazaruddin. Padahal dengan modal komunikasi yang dilakukannya melalui pesan singkat, BBM, hubungan telepon seharusnya aparat bisa menangkapnya dengan cepat. Tetapi kenyataannya, apa daya harga diri bangsa ini seakan dikoyak oleh anak bangsanya sendiri.

Lalu pertanyaannya muncul, apa sedemikian susahkah menangkap seorang Nazaruddin? Saya melihat bahwa aparat penegak hukum tidak punya nyali karena muatan politik lebih mendominasi dibandingkan dengan kepentingan negara. Kepolisian kini telah menjadi lembaga politik layaknya DPR. Begitupun dengan TNI, posisi presiden sebagai panglima tertinggi negara tidak berefek apa-apa karena mereka lebih patuh kepada pimpinannya masing-masing. Begitupun kalau pimpinan sama-sama dari angkatannya.

Kertas Posisi KAMMI UGM tentang Dinamika Internal KPK Pasca-Nazaruddin-Gate

Latar Belakang
Pernyataan Nazaruddin di media beberapa hari ini seakan menjadi “badai” dalam pentas politik nasional. Secara gamblang, Nazaruddin mengemukakan informasi-informasi politik yang langsung mengarah ke beberapa tokoh Partai Demokrat dan pimpinan KPK. Tentu saja, ini mengguncang kiprah Partai Demokrat yang selama ini membawa jargon anti-korupsi.

Apa yang menjadi masalah dalam statement tersebut? Tak lain, tudingan bahwa adanya deal antara Chandra Hamzah, Ade Rahardja, dan Anas Urbaningrum yang telah membawa kasus ini bergulir tajam. Chandra diduga menerima uang suap untuk kasus korupsi pengadaan seragam hansip. Ini perlu disikapi oleh segenap elemen masyarakat sipil dan gerakan mahasiswa, tak terkecuali KAMMI.

Puncak Piramida Politik Borjuasi

Berbagai cara dilakukan untuk menangkap Muhanmmad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang menjadi tersangka proyek Wisma Atlet Sea Games di Palembnag. Mulai dari cara konstitusional melalui instruksi Presiden SBY kepada aparat penegak hukum, hingga cara kolosal bak kerajaan, berupa sayembara dengan imbalan Rp100 juta, seperti yang dilakukan oleh Lumbung Informasi Rakyat (LIRA).

Keretakan Demokrat

Namun hingga kini, buron Interpol tersebut tak jua berhasil ditangkap. Bahkan nyanyian politisi muda yang telah dipecat dari Partai Demokrat tersebut, menimbulkan keretakan. Berawal dari SMS Marzuki Alie, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang meminta SBY melakukan tindakan tegas untuk menyelamatkan partai. 

Saturday, July 23, 2011

Mahasiswi Aceh Tolak Pemilihan Putri

BANDA ACEH, KOMPAS.com--Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslis Indonesia (KAMMI) Aceh meminta pemerintah provinsi setempat mencabut izin pelaksanaan kontes pemilihan putri Indonesia (PPI) karena dinilai menyimpang dari ajaran Islam.
Sikap tersebut disampaikan Koordinator aksi damai muslimah KAMMI Aceh Nurul A’la di bundara Simpang Lima, Banda Aceh, Sabtu.
Ia menyebutkan kontes PPI yang sedang dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Lhokseumawe itu akan menuai protes seperti saat Qory Sandrioriva dan Juliana Puspita, wakil Aceh pada ajang PPI pada 2009 dan 2010.

Friday, July 22, 2011

Kedangkalan Logika Liberal


Oleh : Syamsudin Kadir
Suatu ketika beberapa alumni santri ponpes Nurul Hakim (NH) Kediri Lombok Barat NTB (Sebut saja namanya: Ikhwan, Afkar dkk) melakukan diskusi kecil. Seperti biasa, mereka begitu antusias mendiskusikan berbagai permasalahan, termasuk perkembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan akhir-akhir ini. Dari masalah teologi, fiqih, aliran sampai urusan pribadi. Bahkan mereka juga sempat mengenang-ulang pengalaman selama di NH. Tanpa diduga, salah satu antara mereka mendapatkan SMS dari seorang aktivis Liberal untuk menghadiri sebuah kajian pemikiran. Singkat cerita merekapun dating menghadiri undangan bersangkutan.

Thursday, July 21, 2011

Sebagian kata-kata Bahasa Arab

Sebagian kata-kata Bahasa Arab yang berubah makna atau pemakaiannya setelah menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia.
Percakapan Bahasa Arab

1. Silaturahim atau Silaturahmi. Kata ini berasal dari dua Shilah dan Rahim. Shilah artinya menghubungkan dan rahim artinya tali kekeluargaan. Dalam bahasa Indonesia maknanya menjadi luas, yakni mengikat tali persahabatan  atau persaudaraan.
2. Muhrim. Dalam kbbi disebutkan dua makna: pertama, orang yg sedang mengerjakan ihram. Kedua orang yg masih ada hubungan keluarga dekat sehingga terlarang menikah dengannya. Yang sesuai dengan bahasa arab adalah yang pertama. Sementara makna kedua adalah pengertian dari Mahram.
3. Takjil: mempercepat dalam berbuka puasa. Namun yang lebih popular di kalangan masyarakat, takjil merupakan hidangan untuk berbuka puasa.
4. Mubazir: orang yg berlaku boros. Dalam bahasa Indonesia penggunaannya meluas, dan dapat juga diartikan dengan sesuatu yang menjadi sia-sia.
5. Ustadz : tuan (sebutan atau sapaan). Dalam bahasa Indonesia juga diartikan guru agama atau guru besar laki-laki.


Beberapa Dokumentasi Mukernas KAMMI 2011


Menjelang Pleno Terakhir





Fenomena Gerakan Mahasiswasaat Saat Ini

Oleh Chandra Baturajo

Dalam banyak kesempatan mungkin kita sering mendengar kisah heroiknya para mahasiswa dalam memperjuangkan kebenaran yang sifatnya sangatlah idealis. Bahkan tumbangnya dua orde di Indonesia (orde baru dan orde lama) tak lepas dari peran serta keganasan mahasiswa saat itu, tapi pertanyaan saat ini apakah keganasan itu masih ada atau hanya sebagai nostalgia yang enak sebagai dongeng di dalam pelatihan pelatihan mahasiswa yg sangat formalitas.
Seakan pertanyaan itu adalah angin basah yang menyeruak di tengah kering kerontangnya nafas perjuangan mahasiswa saat ini, dalam sejarahnya mahasiswa ibarat koboi yang hadir ketika datang bandit dan segera menghilang sebelum orang sempat berterimaksih. lihatlah mereka datang bergelombang gelombang tatkala rezim fasis yang otoriter mulai mendzolimi masyarakat, dan manakala rezim itu tumbang, mereka telah kembali ke bangku bangku sekolah mereka, mengejar ketertinggalan mata kulaih karena aktivitas demonstrasi yang intens.
selayaknya seorang pahlawan, gerakan mahasiswa selalu asik dalam ruang perbincangan dan menjadi sorotan publik ditengah panggung keramaian, akhir akhir ini gerakan mahasiswa bukan hanya sekedar berada di tengah panggung tersebut melainkan di desak untuk kemudian terungsikan kepinggir gelanggang panggung, berbagai pemberitaan negatif (kerusuhan, pesta, teroris dll) mengemuka, integritas gerakan

Press Conference: KAMMI Tuntut Pemilu Dipercepat

BANDUNG, TRIBUN - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menilai bahwa pemerintah SBY gagal. Melalui cara konstitusional KAMMI meminta SBY untuk mundur atau percepat Pemilihan Umum Presiden.
Ketua Bidang Kebijakan Publik, Noval Abuzar, mengatakan bahwa KAMMI se-Indonesia mendorong perubahan kepeimpinan nasional dalam tempo yang sesingkat-singkatnya agar Indonesia terbebas dari rezim yang koruptif, pembohong dan menyengsarakan rakyat.

Wednesday, July 20, 2011

Rekaman Nazarudin dan jingle Sari roti

Entah benar atau tidak, rasanya rekaman ini di rekayasa. rekaman ini memang berasal dari vivanews tapi jika dibandingkan dengan dari MetroTv sedikit berbeda. namun jika benar rekaman dari vivanews asli maka bisa jadi nazarudin sebenarnya 'masih' di Indonesia.

atau dari youtube yang merupakan rekaman dari HP(format .3gp)
hal ini bisa jadi suara rekaman sari roti berasal dari orang yang jualan ketika video tersebut direkam dengan HP.

bandingkan dengan rekaman ini yang berasal dari metro TV





by. Hilal, KAMMI Jabar

KAMMI Konferensi Pers Mukernas

BANDUNG, TRIBUN- Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), akan melakukan konferensi pers pada siang ini pukul 13.00 di Rumah Makan Sindang Reret, Bandung. Konferensi pers itu juga terkait Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) dan pernyataan sikap.

Rencananya, konferensi pers tersebut dihadiri Ketua KAMMI Pusat, M Ilyas, dan Sekjen KAMMI Pusat, Andriyana. Selain konferensi pers. tentang Mukernas, KAMMI juga akan mengeluarkan pernyataan sikap, bahwa pemerintahan di bawah Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono gagal, dan mempercepat kepemimpinan nasional. (guy)

Jadwal Imsakiyah 1432 Daerah Aceh Utara

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1423 H Daerah Aceh Utara

Memulai Rekayasa Sosial Dari Masjid by Yodivalno Ikhlas

Masjid merupakan salah satu dari sarana perjuangan yang sangat strategis. Indonesia memiliki ratusan ribu masjid yang tersebar diseluruh pelosok negeri ini. Ini merupakan potensi besar yang harus dimamfaatkan oleh gerakan mahasiswa khususnya KAMMI untuk memulai rekayasa sosial . masjid seringkali dilupakan oleh gerakan mahasiswa, padahal masjid merupakan salahsatu sarana yang paling efektis untuk membangun komunikasi massa dengan grassroot.

Rekayasa Sosial


Masjid hari ini kurang dinamis, ini diakibatkan oleh kurangnya minat kaum muda untuk mengisi posisi strategis di masjid. Masjid seakan menjadi milik para camat (calon mati), para orang muda menyingkir ke lapangan bola, café, diskotik dan lainnya. KAMMI paling bertanggung jawab terhadap fenomena ini.

Tuesday, July 19, 2011

Catatan kecil Bahasa Arab yang sering Digunakan Aktifis

1.شكرا (Syukran) Terima kasih
2. عفوا(Afwan) Terima kasih kembali. Atau Digunakan untuk minta Maaf.
3. شفاك الله (Syafakallah) Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu (laki-laki).
4. شفاك الله (Syafakillah) Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu (perempuan).
5. شفاكم الله (Syafakumullah) Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada kalian (laki-laki).
6. شفاه الله  (Syafahullah) Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadanya (laki-laki).
7. شفاها الله  (Syafahallah) Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadanya (perempuan).
8. شفاهم الله  (Syafahumullah) Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada mereka (laki-laki).
9. شفاهن الله  (Syafahunnallah) Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada mereka (perempuan).

Bandara Jeddah

Jika Syafakallah diartikan dengan “Semoga lekas sembuh” tentu diucapkan kepada semua orang. Suatu hari saya pernah menjenguk anak dosen yang sedang sakit, ketika itu teman dosen saya juga datang. Setelah selesai, teman dosen itu pamit sambil mengatakan kepadanya, “Syafakallah.” Dosen itu hanya senyum-senyum saja dan maklum adanya. Seharusnya yang diucapkan adalah “Syafahullah.”

Pendidikan Berkarakter Profetik

Dewasa ini ramai diperbincangkan penerapan pendidikan karakter di satuan pendidikan. Khalayak tentu menanti janji Menteri Pendidikan Nasional untuk mulai memberlakukan mata pelajaran pendidikan karakter dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi di tahun ajaran 2011 ini. Awal mula ide pendidikan karakter ini didasari kritik sosial atas proses pendidikan nasional yang lebih dominan mengasah ranah kognitif peserta didik, sedangkan sisi afektif dan psikomotorik tidak mendapatkan jatah seimbang.
Pendidikan Anak

Tak dapat dimungkiri sistem evaluasi Ujian Nasional (UN) memaksa anak untuk lebih banyak memberdayakan aspek nalar dalam proses belajarnya. Apalagi hanya tiga mata pelajaran inti yang berpengaruh kuat mengatrol nilai kelulusan membuat anak berfikir pragmatis.
Berorientasi hasil (pokoknya lulus) tanpa menghargai proses. Ihwal ini akan membuat materi pelajaran lain terabaikan, termasuk segi sikap dan nilai serta keterampilan. Kongkalikong dalam UN antarguru dan murid atau sesama pelajar pun jamak ditemui demi mewujudkan satu kata, lulus. Inilah salah satu akar penyebab terjadinya demoralisasi dalam dunia edukasi.

Jihad Muammalah, Wahana Entrepreneurship Madani

Ahad pagi, 15 Sya’ban 1432 H atau 17 Juli 2011, terlihat beberapa kader KAMMI Madani sibuk di salah satu stand bazar yang digelar di halaman Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Menteng, Jakarta Pusat. Bazar yang dipanitiai oleh salah satu jama’ah pengajian ibu-ibu di MASK ini memang diadakan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhon. Kegiatan bazar ini bernama “Bazar Amal MASK”. Tentu saja kader-kader KAMMI Madani tadi turut serta membuka satu stand di Bazar tersebut diantara stand-stand lain yang di buka oleh masyarakat umum. Tahun ini menjadi tahun pertama keikutsertaaan KAMMI Madani dalam kegiatan semacam ini.
Aksi yang merupakan bentuk realisasi program kerja Departemen Ekososmas yang diketuai oleh akhiyna Omar Rofil dan dikomandoi Akhiyna Faizun Muhtada sebagai PJ kegiatan ini bertajuk “Jihad Muammalah” atau “Ji-M” (baca: Ji Em). Tujuan dari aksi tersebut adalah memberi pengalaman realsebagai pelatihan bagi para kader KAMMI Madani, khususnya dari Departemen Ekososmas (Ekonomi & Sosial Kemasyarakatan) dalam bermuammalah dan merupakan salah satu aksi KAMI Madani sebagai wujud pengabdian ke masyarakat secara langsung.

Monday, July 18, 2011

Surat Cintaku untuk kader-kader KAMMI STT Telkom by Syamsudin Kadir

Oleh : Syamsudin Kadir
(Tim Kaderisasi KAMMI Bandung 2006 – 2008)


Saudara-saudaraku,
Apa yang kita lakukaka saat ini di dakwah ini belum seberapa jika dibandingkan dengan pengorbanan yang telah dilakoni oleh para pendahulu-pendahulu kita. Betapa indah pesan sejarah Umar bin Abdul Azis, tapi juga betapa indah sejarah pengorbanan banyak sahabat yang telah banyak member untuk islam. Kalaulah sejarah itu akan berulang, maka harapan besarnya adalah kita menjadi pelanjutnya. Suatu ketika saya pernah merenung. Saya merenungi bagaaimana para pendahulu kita yang telah banyak berkorban sehingga Indonesia kita nikmati seperti saat ini. Atas dasar apakah mereka melakukan itu semua? Mengapa mereka begitu ikhlas untuk mengorbankan tenaga, gagasan dan waktunya untuk Indonesia? Saya tidak tahu apa jawaban yang harus disampaikan untuk mewakili alas an mereka ‘mengapa’ melakukan itu semua.


Sunday, July 17, 2011

Jaket KAMMI dengan konsep elegan dan exclusive





Jaket KAMMI dengan konsep elegan dan exclusive, design by mecca. Stock terbatas, hanya tersedia S = 13, M = 12, L = 14. Bahan kanvas yang sangat halus, sehingga nyaman dan tidak panas kalau dipakai, cocok untuk di lapangan, namun juga tetap elegan untuk bertemu tokoh. Atribut yang sederhana memberi kesan simpel tapi tetap gaya. dengan bahan dalam parasut puring, ada saku dalamnya. memakai resleting dan rib standar distro, resleting asli YKK. pemesanan bisa dilakukan dari sekarang (di postingan ini atau DM ke 0821 2810 1551 ), dan dapat diambil saat mukernas nanti. Harga Rp 150.000. by: CEKAS convection.


>

Saturday, July 16, 2011

KAMMI: “SBY Gagal, Mundur atau Percepat Pemilu!”

Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI): “SBY GAGAL, MUNDUR ATAU PERCEPAT PEMILU!”
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tanpa harus berburuk sangka, dengan mata kepala sendiri kita bisa menyaksikan pemerintahan dibawah komando SBY-Budiono masing silang sengkarut dalam perangkap jebakan kepentingan elit dan tidak kunjung memberikan kita seberkas saja harapan untuk optimistis. Selama hampir dua tahun, gunungan problem tidak pernah bisa diselesaikan.
Mulai dari masalah kesejahteraan rakyat kecil yang tak terurus. Pertumbuhan ekonomi yang sering dibanggakan hanya ilusi. Faktanya, hanya segelintir orang atau kelompok yang menikmati pertumbuhan ekonomi tersebut dan bercokol dipuncak menara kemiskinan yang kian meresahkan.
Standar kemiskinan Badan Pusat Statistik yang selama digunakan pemerintah untuk melakukan propaganda dan penyesatan, ternyata sangat bias. Hingga kini pemerintah masih mengunakan standar kemiskinan di bawah 1 dollar AS, padahal negara tetangga seperti Malaysia telah menerapkan standar 2 dollar AS atau sesuai standar Bank Dunia (World bank).
Dengan standar penghasilan 1 dollar AS atau kurang lebih Rp.9.000 per hari dengan kurs Rp. 9.000/dollar, di tengah lonjakan harga yang tidak mampu dikendalikan oleh pemerintah, rakyat bisa beli apa? Sebuah marginalisasi angka yang kamuflase!
Hal ini tentu tidak lepas dari ketidak jujuran (kebohongan) pemerintah bahwa Indonesia masih memiliki penduduk miskin tidak kurang 59,4 juta orang, berdasarkan purchasing power parity World Bank. Bahkan sejumlah lembaga mencatat angka real kemiskinan Indonesia mencapai 117 juta orang. Maka tragedy Ruyati, TKI yang dihukum pancung di Arab Saudi adalah contoh kecil salah satu potret buram kemiskinan Indonesia dan kelalaian peerintah.
Sementara itu, dari sisi supremasi hukum, janji-janji pemerintahan bersih yang sering dikampanyekan SBY dari podium ke podium, hanya isapan jempol belaka. Berbagai kasus tidak pernah usai hingga kini. Mulai dari Skandal Century, Rekenig Gendut Polri, Mafia Pajak, Mafia Hukum dan kini Mafia Pemilu.
Tragisnya, partai yang didirikan SBY dan menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina, partai Demokrat menjadi bungker bagi sejumlah pelanggar hukum. Setidaknya tidak kurang dari 10 elit Demokrat dari tingkat DPP hingga DPD yang terlibat korupsi. Mulai dari As’ad Syam, Yusran Aspar, Sarjan Tahir, Moch Salim, Yusak Yaluwo, Amrun Daulay, Agusrin Maryono Najamudin, Nazaruddin, dan Murman Effendi.
Jika partai yang getol mengkampanyekan korupsi saja sudah menjadi rumah nyaman bagi koruptor, maka matilah harapan pemerintahan bersih yang selalu didengung-dengungkan itu.

Kinerja kabinet pragmatis yang dibentuk atas konsesi power sharing oleh SBY pun tidak menunjukkan kinerja positif. Bahkan rilis terakhir dari Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), menunjukkan, kondisi Indonesia makin terpuruk dan tak kunjung menunjukkan sinyal perbaikan kesejahteraan rakyat. 50 persen instruksi Presiden tidak dipatuhi oleh para menteri yang terdiri dari bebagai latar belakang parpol dan kepentingan. Reshuffle yang sering didengung-dengungkan, pun tidak akan mampu memperbaiki kinerja kabinet karena adanya tarik menarik kepentingan.
Selain eksekutif, saat ini legislative kita juga bermasalah. Hasil pemilu pada 2009 yang lalu dipertanyakan legitimasinya. Terungkapnya skandal “surat palsu” MK yang berakar dari kisruh di Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ternyata menjadi tempat bercokolnya mafia pemilu mengindikasikan bahwa banyak kursi haram di DPR. Berdasarkan data, diduga tidak kurang dari 16 kursi haram yang ada disenayan berdasarkan pengaduan mereka yang dicurangi. Menurut kami, ini hanyalah gunung es, ada banyak kasus lain yang belum terungkap.
Jika pemilu yang merupakan satu-satunya instrument politik yang digunakan dalam proses sirkulasi kepemimpinan politik sudah dipenuhi kecurangan, maka dengan temuan temuan kecurangan tersebut, kepemimpinan hasil pemilu 2009 secara otomastis tidak lagi legitimate!
Maka rangkaian kebohongan-kebohongan dan janji-janji palsu Pemerintahan SBY dan permasalahan di legislatif sudah cukup menjadi alasan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menyerukan secara moral kepada seluruh rakyat Indonesia untuk :
  1. MENDESAK KEPADA PRESIDEN SBY YANG TELAH GAGAL MEMIMPIN INDONESIA UNTUK SEGERA MENGUNDURKAN DIRI DAN MEMBUBARKAN KABINET untuk kemudian dibentuk dewan rakyat sebagai bentuk peralihan pemerintahan.
  2. MENDESAK KEPADA PRESIDEN SBY, DPR UNTUK SEGERA MEMPERCEPAT PEMILU. Baik Pemilihan Presiden maupun Pemilihan Anggota Legislatif. Reformasi Jilid II.
Dan untuk menyikapi kerisauan ini maka, seluruh pengurus KAMMI Se-Indonesia akan berkordinasi pada tanggal 18-22 Juli di Bandung.
Demikian pernyataan sikap ini dibuat, semoga menjadi perhatian kita semua.
Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Juli 2011 M
Pengurus Pusat
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA (PP KAMMI)
Muhammad Ilyas, Lc.
Ketua Umum
CP :
  • Sugeng Wiyono (Wakil Ketua Umum PP KAMMI)
  • Eric Setiawan (Ketua PP KAMMI bid Komunikasi) 081806666926


Pimpinan KAMMI Pusat
Jalan Gugus Depan Nomor 2 Rt. 03 Rw. 02, Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur
Telepon, E-mail: 085217716673/021-83262566, pp.kammi@gmail.com, kesekjendnan@gmail.com, http://www.kammi.org

Thursday, July 14, 2011

Mahasiswa dari Berbagai Elemen Tuntut SBY Mundur

Yogyakarta, CyberNews. Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen. Kamis (14/7) menuntut mundur Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari jabatannya sebagai Presiden RI. Karena dianggap gagal memimpin bangsa.

Aksi yang dilakukan mahasiswa ini, semula akan dilakukan pada saat presiden melantik perwira TNI di Lapangan Dirgantara, Kompleks Akademi Adisutjipto (AAU), Yogyakarta. Namun karena tertahan aparat keamanan, sehingga mahasiswa menggelar aksi di depan pintu gerbang AAUYogyakarta yang jaraknya dari tempat lokasi upacara sekitar 1,5 kilomter.

Dalam waktu yang bersamaan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam wadah Aliansi Mahasiswa Menggugat (AMM) menggelar aksi yang sama di depan Istana Gedung Agung, Jalan A Yani, Yogyakarta. Dalam aksinya itu, mereka juga minta SBY segera mundur dari jabatannya sebagai presiden.

Dalam orasinya Zulfikar menyerukan kepada SBY agar mundur saja jadi presiden, karena kebijakannya selalu kontradiktif dengan kepentingan rakyat, termasuk menyangkut persoalan pengangguran kemiskinan, kebijakan luar negeri dan soal Keistimewaan DIY yang hingga kini belum memiliki kejelasan.

Dikatakan, lebih dari 50 persen rakyat sudah tidak simpatik dengan kepemimpinan SBY. Penyakit moral telah menimpa negeri ini, dan SBY telah gagal membentuk kesejahteraaan rakyat.

''Meski dia mengklaim kemiskinan dan pengangguran turun, tapi faktanya malah meningkat tajam. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengangguran dimana-mana,'' teriak Zulfikar di depan massa saat menggelar aksi di pintu gerbang AAU Yogyakarta, Kamis (14/7).

Selain itu, lanjut dia, rakyat hingga kini juga diberikan ketidakpastian dalam berbagai hal. Sehingga sudah saatnya SBY untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden karena telah gagal mewujudkan pemerintahan yang bersih.

''Kami menuntut SBY segera mundur dengan terhormat. Kalau tidak mau secara terhormat, maka kami dari mahasiswa akan menuntut mundur secara paksa," katanya.

Sementara itu, kepala departemen kebijakan publik KAMMI DIY, Aza El Munadian menambahkan, dalam persoalan kebijakan yang berkaitan dengan Keistimewaaan DIY, SBY juga dianggap telah mengingkari janjinya untuk menjaga Keistiwaan Yogyakarta.

"SBY selaku Presiden Indonesia telah menutup telinga dalam mendengar aspirasi rakyat. SBY harus meminta maaf kepada rakyat Yogyakarta atas pengingkaran janji saat kampanye 2009 yang menyatakan dukungan pada Keistimewaan DIY," katanya.

Dalam aksinya, massa juga menggelar aksi teatrikal tepat didepan gerbang Ksatrian AAU. Mereka menaburkan bunga tujuh rupa sebagai simbol matinya demokrasi di Indonesia. Massa yang melakukan aksi mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian.

Sedangkan puluhan mahasiswa AMM yang menggelar aksi di depan Istana Negara Gedung Agung, Jalan A Yani, Yogyakarta, menolak kedatangan SBY ke Yogyakarta karena dianggap gagal mensejahterakan rakyat. Semula massa menggelar aksi di perempatan Kantor Pos Besar atau lebih tepatnya di ''Titik Nol'' Kota Yogyakarta. Setelah itu, bergerak ke utara menuju pintu masuk utama Istana Negara Gedung Agung, Jalan A Yani, Yogyakarta.

Koordinator aksi, M Anai menyerukan penolakan rencana kenaikan harga BBM dan kenaikan harga sembako yang saat ini sudah berlangsung. Massa juga menolak berbagai Rancangan Undang-Undang (RUU), diantaranya RUU Pengadaan Tanah, RUU Intelejen dan RUU Perguruan Tinggi.

Menurut Anai, solusi berbagai permasalahan bangsa yang ada sekarang ini adalah nasionalisasi berbagai aset strategis. Selain itu, reformasi agraria sejati harus bisa dilaksanakan masyarakat. "Pemerintah harus berani menyita harta para koruptor untuk pendidikan dan kesehatan rakyat," imbuhnya.

Dalam aksinya itu, massa juga menggelar teatrikal hingga makin menarik perhatian masyarakat yang kebetulan sedang melalui jalan tersebut. Selain itu, massa juga menaburkan bunga tujuh rupa sebagai simbol matinya demokrasi di Indonesia.

Meski mereka bisa bergerak bebas, namun aksi ini tetap mendapat penjagaan aparat keamanan yang cukup ketat. Mereka dikawal aparat keamanan kepolisian dan TNI dengan persenjataan lengkap.

( Sugiarto / CN34 / JBSM )

KAMMI Gelar Unjuk Rasa di Gerbang AAU

Sleman (ANTARA) - Puluhan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis pagi berunjuk rasa di Gapura Akademi Angkatan Udara di Jalan Solo Kalasan, Yogyakarta bersamaan dengan Pelantikan Perwira Remaja TNI oleh Presiden Susilo Bambang Yodhoyono.
Sebelumnya puluhan mahasiswa yang semuanya mengenakan pakaikan serba hitam tersebut berkumpul di Bunderan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan bergerak dengan konvoi menuju Akademi Angkatan Udara (AAU), namun mereka tidak bisa masuk ke AAU karena pintu masuk diblokade ketat TNI dan Polisi.
Selanjutnya massa aksi tersebut menggelar orasi dan teatrikal di tepi Jalan Solo, Kalasan dengan pengamanan ketat dari aparat TNI dan polisi.

MTQ dan Anarkisme Mahasiswa

Anarkisme sudah menjadi brand image mahasiswa di Makassar. Hal itu tidak terjadi dengan sendirinya, tapi ada proses kausal yang melatari. Asumsi  tersebut bisa kita lihat dari berbagai pemberitaan seputar tawuran, pengrusakan fasilitas umum, pengrusakan fasilitas kampus, bentrok dengan aparat kepolisian hingga bentrok dengan petugas pengamanan kampus. Bahkan pernah diberitakan  dan diblow up oleh media massa, tentang mahasiswa Makassar yang bentrok dengan masyarakat.

Kejadian yang tentu sangat memalukan karena mencederai predikat mahasiswa dengan simbolisasi intelektual dan juga ikon perlawanan untuk membela hak-hak rakyat. Terlepas dari permainan provokator, tapi itulah faktanya.
Jika dilihat secara objektif, sebenarnya, bukan hanya mahasiswa di Makassar yang sering tersulut dan bertindak anarkis. Anarkisme bisa terjadi di mana saja. Misalnya baru-baru ini mahasiswa Universitas Pattimura di Maluku, dibakar setelah terjadi bentrok antar mahasiswa.

Wednesday, July 13, 2011

Karena Mereka Elang Muda


(Pengantar untuk Buku Mengapa Aku Mencintai KAMMI:
Serpihan Hati Para Pejuang)[1]
“Tidak ada yang lebih indah dalam sejarah perasaan manusia seperti saat-saat ketika ia sedang jatuh cinta. Bukan karena dunia di sekeliling kita berubah pada kenyataannya. Tapi saat-saat jatuh cintahlah yang seketika mengubah persepsi kita tentang dunia di sekeliling kita”, demikian ungkapan Ust. Anis Matta dalam bukunya Serial Cinta.
Namun cinta di sini tidak dimaknai sebagai “perasaan syahwat” yang tak terkendali. Sebagaimana para pecinta palsu memahami cinta. Di sini, cinta benar-benar cinta. Cintanya para pecinta. Bagaimana tidak, KAMMI yang masih berusia muda—ibarat gadis cantik itu—membuat mereka tergila-gila. Yang membuat mereka “menggodanya” tapi juga “menikmatinya.” Memberi makna terhadap diri mereka sendiri, dan juga untuk KAMMI tempat mereka memulai karya.

Tuesday, July 12, 2011

Karena Nazaruddin Bukanlah si Pitung

Masyarakat tanah air tentu kenal dengan si Pitung, jagoan kampung dari tanah Betawi yang sering membuat  penjajah Belanda naik pitam. Si Pitung merupakan nama panggilan dari asal kata Bahasa Jawa Pituan Pitulung (Kelompok Tujuh), kemudian nama panggilan ini menjadi Pitung. Nama asli Si Pitung sendiri adalah Salihun (Salihoen).

Si Pitung

Menurut cerita, si Pitung, tokoh legendaris pada abad ke 19, dilukiskan oleh Belanda sebagai penjahat, perampok, pengacau, dan deretan sebutan negatif lain. Namun, oleh rakyat kecil, si “Robin Hood Betawi” ini adalah pahlawan, jagoan kampung, sosoknya begitu disegani baik oleh lawan maupun kawan.

Salah satu kesaktian Pitung adalah ia memiliki ilmu menghilang. Alkisah, si Pitung pernah terdesak dalam sergapan Belanda di salah satu rumah di bilangan Jembatan pesing. Dalam penyergapan itu, pihak kompeni (istilah lain bagi penjajah Belanda),  tidak menemukan si Pitung. Namun tiba-tiba si Pitung muncul di dapur rumah tersebut.

Kisah seputar kesaktian si Pitung memang belum bisa dipastikan kebenarannya. Namun, sebagian masyarakat tanah air percaya dengan kisah tersebut. Termasuk, percaya bahwa si Pitung meninggal lantaran ditembak oleh peluru emas milik Schout Van Hinne, musuh bebuyutan si Pitung.

Pro dan kontra banyak menyelubungi kisah legenda Si Pitung, tetapi pada dasarnya bahwa tokoh Si Pitung adalah cerminan pemberontakan sosial yang dilakukan oleh "Orang Betawi" terhadap penguasa pada saat itu yaitu Belanda. Apakah hal ini dipertanyakan valid atau tidaknya, kisah Si Pitung begitu harum didengar dari generasi ke generasi oleh masyarakat Betawi sebagai tanda pembebasan sosial dari belenggu penjajah.

Yang pasti bahwa ilmu yang dimiliki oleh si Pitung digunakan untuk kebaikan, melawan penjajah dan melindungi tanah airnya. Si Pitung memang sering mencuri dan merampok harta hasil jajahan Belanda dan kaki tangannya, akan tetapi hasil rampokan tersebut bukan untuk dirinya sendiri.

Kepak Burung Nazar (udin)

Oleh: Vivit Nur Arista Putra

Serangan Nazarudin melalui BBM dari negeri antah berantah memasuki babak baru. Kali ini presiden SBY sekaligus ketua dewan pembina partai demokrat dan ketua DPP Anas Urbaningrum dibuat gerah oleh ulah bendaharanya. Via SMS yang disebarkan ke wartawan, Nazar mengabarkan bahwa Anas hendak mengkudeta SBY. Selain itu, Edhi Baskoro sekjen partai yang mengaku nasionalis dan religius ini juga dikatakan hanya sebagai boneka Anas untuk melanggengkan kepentingannya. Bagi-bagi uang suap pun menyeruak dibeberkan demi pilicin kemenangan Anas dalam kongres di Bandung setahun silam.

Kasus yang mendera internal partai biru-biru ini merupakan yang terbesar dialami partai besar berkuasa dalam sejarah perpolitikan Indonesia. Apalagi setali tiga uang yang merembet begitu cepat ke lain perkara seperti isu pecah kongsi elit partai, Andi Nurpati yang terseret dugaan surat palsu MK, Angelina Sondakh yang disebut terlibat suap korupsi di Sesmenpora, hingga prahara yang menimpa Azidin dan kader Demokrat lainnya lantaran korupsi.

Monday, July 11, 2011

Spirit PMB 2011 KAMMI (Urgensi Kaderisasi Gerakan Dakwah Pemuda)[1]

Oleh: Syamsudin Kadir[2]

MELAKUKAN pengkaderan adalah salah satu model perjuangan para nabi. Bersama para kader inti yang kuat dan tangguh, mereka berjuang menyebarkan (baca: mendakwahkan) Islam dan mengatasi berbagai ujian dan rintangan yang dahsyat yang mereka lewati.
Allah Swt. berfirman:

Awas ada Spilis! (Bahaya Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme) Prikitiew …

Melawan dan Menawan Spilis (Sebuah Pengantar)

SAHABAT, kamu tahu kan kalau umat Islam dari dulu hingga kini masih dilanda berbagai masalah? Kita diserang dari segala sisi nih. Bukan saja di saat kita terbangun dari tidur, bahkan di saat kita tidur sekalipun kita masih dalam kondisi diperangi. Mungkin engga’ semua umat Islam merasakan hal ini, tapi ini faktanya. Itulah yang dikenal dengan sebutan perang pemikiran (ghozwul fikr).

Yang perlu digarisbawahi, dalam konteks Indonesia, pertarungan pemikiran ini mencapai titik puncaknya pasca-kemerdekaan. Fenomena ini merupakan realita paling kental yang menandai kehidupan sosial-politik masyarakat Dunia Ketiga pasca-kemerdekaan. Itulah pertarungan ideologi anak negeri dan kemanusiaan.

Sebagai fenomena sosial, kata Anis Matta , pertarungan ini dilatarbelakangi oleh kekosongan ideologi yang dialami Dunia Ketiga setelah hengkangnya imprealisme dari negeri mereka. Dalam kaitan inilah, lanjut Anis, pertarungan ideologi dapat ditafsirkan sebagai pertarungan dalam mengukuhkan jari diri ideologi. Ini bukan pertarungan antara pembaharuan dan konservatisme. Tapi secara sosiologis, polemik ini merefleksikan pertarungan internal antara orsinalitas dan imitasi. Antara kebenaran dan kebatilan, antara yang jelas dan yang abu-abu.

Analisa sosiologis ini, diakui atau tidak, mendapatkan pembenaran kuat dari substansi pemikiran yang ditawarkan oleh mereka yang secara sepihak, menyebut dirinya pembaharu, toleran, cinta perdamaian dan lain-lain. Ide-ide pembaharuan itu jika dikaitkan dengan ide pembaharuan yang pernah muncul dalam belahan dunia Islam lainnya, mirip dengan apa yang disebut oleh Anis Matta sebagai “onde-onde” yang ditawarkan secara bergilir kepada setiap Negara Islam. Sangat jauh dengan gagasan tajdid (pembaharuan) dan ijtihad para ulama yang sesungguhnya. Bahkan nyaris tak ada korelasinya sama sekali.

Bagiku, ide-ide pembaharuan atau “isme-isme” yang ditawarkan tersebut, tidak lahir dari rahim perenungan yang mendalam terhadap prolematika umat dan sumber ajaran Islam yang sesungguhnya. Juga bukan dari kegelisahan intelektual atau pencarian kebenaran. Ini adalah “kegenitan” dan “kegatalan” yang sudah akut. Dari nafas ide-ide itu, yang sering tercium justru aroma kekalahan jiwa dan kekosongan pikiran sehat. Konklusinya sering dibangun dari premis yang tidak berbalur secara logis, sebuah latar yang sering mereka gaungkan. Atau bahkan aku menyaksikan jika jiwa dan nalar sehat mereka teracuni dan terputus secara tiba-tiba oleh virus inferiority complex.

PERNYATAAN SIKAP Kunjungan RI 2 Ke-NTB "NTB SAYS : NO BOEDIONO!!! "

TOLAK BOEDIONO!

Sejarah telah menggambarkan bagaimana perjalanan negeri ini dalam berbagai dekade hingga mengantarkan rakyat Indonesia pada rezim SBY-BOEDIONO. Rezim otoritarianisme yang belum tampak sisi keberhasilannya sebagai pemimpin selain iklan dan keluh kesah yang menciptakan sekian edisi KEGAGALAN. Era kegagalan itu tak kunjung mendapat perbaikan kerja dan kinerja.
Hari ini, berbagai pejabetat dan birokrasi disibukkan dengan penyambutan tamu agung dari pusat. Namun buat apa penyambutan kalu tidak ada buah karya nyata bagi rakyat NTB tercinta. Penyambutan atas kehadiran pejabat yang hanya melakukan kegiatan seremonial dan miskin aspek-aspek substantif. Hiburan kampanye yang dibalut kata-kata perhatian.
Tentunya pantas jikalau rakyat menolak kehadiran wapres yang tidak berkontribusi apa-apa kepada masyarakat lapis bawah secara simultan selain opening ceremonial dan memacetkan jalanan. Rentetan kegagalan tersebut membuat mata dan telinga rakyat gatal mendengar janji-janji busuk pemerintahan RI. Wujud kegagalan tersebut terlihat jelas dalam berbagai rupa dan bentuk program dan permasalahan :

1. Pemerintah gagal Mensejahtrakan rakyatnya
2. Pemerintah gagal memberantas mafia hukum dan korupsi
3. Pemerintah gagal menciptakan lapangan pekerjaan
4. Pemerintah gagal menciptakan kedaulatan ekonomi

Keempat poin tersebut sangat terlihat jelas dimasyarakat kita Nusa Tenggara Barat. Betapa pemerintah tidak mampu mengendalikan laju harga kebutuhan pokok. Barang-barang melambung tinggi tak terkendali membuat uang tidak ada nilai harganya dan masyarakat miskin terpaksa dilarang "sakit" dan dilarang "sekolah" akibat mahalnya akses-akses publik. Laju pemberantasan hukum tidak jua menunjukkan hasil yang membanggakan. 12 (dua belas) Intruksi Presiden (Inpres) dengan Boediono sebagai panglima pemberantasan tidak membuahkan gaung yang optimal dan melahirkan persepsi publik, "kok malah Boediono yang awasi Inpres yang bukan pakar hukum atau politik". Bagaimana mungkin orang bermasalah mengatasi masalah apalagi tidak memiliki kapasitas dibidang tersebut. Lebih dari itu, pemerintah gagal menciptakan lapangan kerja dan menjadi orang yang paling pertama dipersalahkan dengan kasus TKW belakangan ini. Kegagalan tersebut tentunya membuat banyak TKW yang rela meregang nyawa dengan sandingan pahlawan devisa. Pemerintah dapat devisa, sementara keluarga TKW dapat keranda dan kabar duka. NTB yang menjadi lumbung TKW tentunya menuntut kedatangan pemerintah tidak hanya selebrasi program. Tetapi lebih dari itu, yakni komitmen dan kerja keras membalikkan KEGAGALAN tersebut dengan kontribusi nyata. Sehingga hari ini kami rakyat NTB mengatakan, NO BOEDIONO! kami tidak mau tanah kami diinjak oleh orang-orang BERMASALAH dan GAGAL Memimpin negeri ini.

Mataram, 11 Juli 2011

kORDUM
M.Fauzi Muhajir
KORPUS BEM NTB RAYA

KORLAP
Junardi
KAMMI NTB

(IMAKIPSI, BEM NTB RAYA, KAMMI NTB, DPM BALI NUSRA)

Sunday, July 10, 2011

Harapan Terakhir untuk PSSI oleh Idral

(Catatan Menjelang Kongres Luar Biasa)

MASIH teringat oleh kita ketika Tim Nasional Sepakbola Indonesia berjuang dalam AFF Cup beberapa bulan yang lalu. Ini merupakan sebuah momen yang mampu menyedot perhatian hampir seluruh rakyat Indonesia. Di partai semifinal dan final, antrean panjang terjadi untuk mendapatkan tiket pertandingan. Bahkan ada masyarakat dari daerah yang khusus datang ke Jakarta serta rela untuk antre seharian untuk mendapatkan tiket hanya untuk mendukung Tim Nasional Indonesia.

Di sepanjang kompetisi AFF Cup 2011 tersebut, hampir di seluruh rumah dan tempat-tempat keramaian di seluruh Indonesia menyelenggarakan nonton bareng mendukung perjuangan Tim Nasional Sepakbola. Fenomenan ini bukan yang pertama terjadi, namun kalau dilihat dari sebelumnya, antusiasme masyarakat Indonesia untuk mendukung sepakbola nasional saat itu sangatlah tinggi, dari anak-anak sampai orang dewasa, dari petani, sampai para pejabat dan pengusaha, semuanya larut dalam mendukung pasukan Garuda.

Para pedagang baju pun mendapat keuntungan dengan tingginya animo masyarakat mendukung Tim Nasional, membludaknya pesanan baju dan aksesoris Tim Nasional membuat para pedagang meraih keuntungan besar, sehingga dari anak-anak sampai orang dewasa laki-laki dan perempuan berbondong-bondong untuk memakai baju dan aksesoris Tim Nasional. Rasa nasionalisme begitu terasa dengan momentum perjuangan Tim Nasional Sepakbola Indonesia dalam AFF Cup tersebut, walaupun pada akhirnya Indonesia kalah dalam partai final, namun masyarakat tetap setia untuk mendukung dan terus memberikan apresiasi kepada para pemain dan pelatih yang telah berjuang untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Kemelut PSSI Meruncing
Setelah AFF Cup, kemelut ditubuh organisasi sepakbola Indonesia PSSI mulai meruncing. Bertepatan dengan akan berakhirnya pengurus PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid, banyak kelompok masyarakat menyuarakan harus ada reformasi di tubuh PSSI, dan meminta Nurdin Halid mundur dari jabatan ketua umum PSSI. Lemahnya prestasi sepakbola Indonesia menjadi alasan atas kegagalan Nurdin Halid memimpin PSSI, serta adanya indikasi menjadikan sepakbola sebagai sarana memperkuat kepentingan politik tertentu.

Setelah melalui beberapa permasalahan dan kemelut di tubuh PSSI, akhirnya pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng menyatakan tidak mengakui lagi pengurus PSSI di bawah pimpinan Ketua Umum Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Noegraha Besoes, serta seluruh kegiatan keolahragaan yang diselenggarakan kepengurusan PSSI. Setelah itu FIFA merekomendasikan untuk membentuk Komite Normalisasi yang bertugas menyelenggarakan pemilihan yang berdasarkan aturan pemilihan FIFA dan Statuta PSSI sebelum 21 Mei 2011. Selain itu Komite Normalisasi juga bertugas  untuk membawa liga di luar PSSI berada dalam kendali PSSI dan juga untuk menjalankan kegiatan sehari-hari PSSI dalam semangat rekonsiliasi bagi kebaikan sepakbola Indonesia. Komite ini dipimpin oleh Agum Gumelar yang juga mantan ketua umum PSSI.

Harapan besar sesungguhnya telah ada ketika Komite Normalisasi mengadakan Kongres pada 20 Mei 2011. Seluruh rakyat Indonesia sangat berharap bahwa kongres tersebut mampu memberikan hasil yang positif dan terpilihnya ketua umum PSSI yang baru serta berakhirnya kemelut panjang PSSI, apalagi pelaksanaan kongres juga bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Namun apa yang telah kita lihat, para peserta dan pemilik suara kongres ternyata lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya daripada kepentingan kemajuan sepakbola, sehingga kongres berakhir tanpa ada keputusan.

Harapan untuk PSSI
Setelah gagalnya Kongres PSSI yang kedua kalinya pada 20 Mei 2011, membuat masyarakat Indonesia dan seluruh pemain serta pecinta sepakbola menjadi khawatir akan terkena sanksinya PSSI oleh FIFA. Karena ini akan memberikan dampak yang sangat buruk bagi persepakbolaan Indonesia. Indonesia tidak akan diikutsertakan dalam setiap event atau kejuaraan resmi yang diadakan AFF atau FIFA, begitu juga klub-klub sepakbola Indonesia yang selama ini ikut dalam kompetisi di tinggkat Asia Tenggara akan dikeluarkan dari kompetisi.

Kita bersyukur bahwa FIFA tidak memberikan sanksi kepada PSSI dan memberikan peluang untuk melaksanakan kongres sebelum tanggal 30 Juni 2011. Namun dengan segala pertimbangan dan juga atas izin FIFA, Komite Normalisasi akan melaksanakan Kongres Luar Biasa pada tanggal 9 Juli ini di Kota Solo Jawa Tengah. Ini adalah sebuah momentum untuk menyelesaikan kemelut yang terjadi selama ini di PSSI.

Saat ini seluruh masyarakat Indonesia  terkhusus pecinta sepakbola Indonesia menantikan dan mengharapkan kongres ini mampu menghasilkan ketua umum dan wakil ketua umum yang baru serta pengurus yang kompeten dan profesional, sehingga mampu menyelesaikan segala kemelut yang terjadi selama ini dan mampu membawa sepakbola Indonesia semakin berprestasi. Harapan ini berada di pundak para pemegang suara atau peserta kongres nantinya. Selama ini mungkin ada yang namanya Kelompok 78, yang dijadikan sebagai kambing hitam atas gagalnya kongres pada 20 Mei 2011 yang lalu.

Kita tentu berharap seluruh peserta kongres bersatu dan memiliki satu visi untuk memperbaiki dan memajukan PSSI dan sepakbola Indonesia. Kalau sudah memiliki visi yang sama, siapapun ketuanya tidaklah menjadi persoalan. Karena PSSI ini harus dibangun dengan semangat kebersamaan, bukan untuk didominasi oleh sekelompok kepentingan saja. Kita melihat kegagalan dan kemelut yang terjadi selama ini adalah karena adanya keinginan untuk mendominasi kepentingan tertentu. Sehingga dengan segala cara untuk mendapatkan kepentingannya.

Oleh karena itu di akhir tulisan ini saya dan sekian juta rakyat Indonesia lainnya, ingin mengentuk pintu hati para peserta kongres serta komponen lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan Kongres PSSI pada 9 Juli 2011 ini. Bahwa janganlah lagi dipertontonkan kebobroakan mental kita kepada rakyat Indonesia dan masyarakat internasional. Cukuplah tontonan kasus karupsi para pejabat atau intrik-intrik politik para politisi. Mari kita ambil semangat sportivitas dan semangat kebersamaan yang sudah ada di sepakbola selama ini untuk juga tergambar dalam proses keorganisasian di PSSI.***

Idral
Peminat Sepakbola dan Ketua Umum KAMMI Wilayah Sumbar-Riau-Kepri.

AKsi KAMMI Wilayah Jawa Barat

BANDUNG — Ratusan aktivis dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Mulsim (KAMMI) menggelar aksi kampanye bebas golput dan politisi busuk dalam pemilu legislatif 2009 di depan gerbang Gedung Sate, Bandung, Rabu (4/3). Dalam aksi itu pun, KAMMI mendesak parpol segera mencoret caleg yang tidak bermoral.

Dalam aksi tersebut, massa mengutuk praktik kampanye golput yang digulirkan sejumlah elemen. Aksi berlangsung sekitar satu jam. Ketua KAMMI Wilayah Jabar, Andriana, menjelaskan, pemilu merupakan sarana penyaluran sikap politik masyarakat.

Untuk itu, jelas Andriana, sarana tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat. Kualitas penyelenggaraan pemilu, sambung dia, tergantung dari partisipasi masyarakat.

”Bahaya negara bila warganya sudah apatis terhadap pemilu,” ujar Andriana di depan Gerbang Gedung Sate, Bandung, Rabu (4/3). Dia menyatakan, masyarakat harus turut bertanggung jawab dalam mendirikan roda pemerintahan.

Kata Andriana, pilihan golput justru akan menguntungkan caleg yang memiliki banyak modal uang. Akibatnya, sambung dia, hasil pemilu nanti tidak lagi berkualitas.

KAMMI pun mengecam ulah politisi busuk dan tidak bermoral. ”Tolak politisi busuk, yang korupsi, mesum, dan tidak pro rakyat,” tambahnya.

Andriana menjelaskan, hingga kini masih ada politisi tak bermoral yang terdaftar sebagai caleg. Pihaknya memintan parpol terkait untuk segera mencoret caleg tersebut. Pasalnya, sambung dia, bila caleg itu lolos menjadi wakil rakyat, maka akan merugikan bangsa dan parpolnya.

”Parpol jangan menutup mata bila masih ada calegnya yang tak bermoral,” tutur dia lagi. Andriana menyatakan, caleg tak bermoral itu biasanya menerapkan politik uang dalam mendulang suara.

Dalam kesempatan itu, Andriana mendesak KPU untuk profesional dalam melaksanakan pemilu. Kata dia, KPU diharamkan ‘main mata’ dengan salah satu parpol.

Ketua KPU Provinsi Jabar, Ferry Kurnia Rizkiansyah, menjelaskan, kampanye anti golput harus dibumikan oleh stake holder terkait. Sosialisasi pemilu, imbuh dia, tidak boleh hanya dibebankan kepada KPU.

Dia mengakui, KPU memiliki tugas untuk menyosialisasikan pemilu 2009. Namun, jelas Ferry, program sosialisasi tidak akan maksimal bila hanya mengandalkan KPU. ”Anggaran kami hanya Rp 100 juta untuk sosialisasi di tingkat provinsi,” ujarnya, Rabu (4/3).

Ferry menjelaskan, tingginya angka golput di Jabar harus segera diakhiri. Khusus parpol, sambung dia, justru harus berperan maksimal dalam bersosialisasi ke masyarakat.

Sebelumnya, Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, menjelaskan, birokrat pun dituntut untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Untuk itu, pihaknya akan mengerahkan petugas Kesbangpolinmas untuk membantu program sosialisasi pemilu 2009.

Kata Heryawan, dalam pelaksanaan pemilu 2009, Pemprov Jabar akan membantu KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih. ”Kita sudah canangkan Jabar Sukses Pemilu 2009,” ujarnya. san/kpo

KAMMI: Aksi kami Legal, by KAMMI Bekasi

BEKASI, KOMPAS.com — Humas Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bekasi Joko Purnomo menyatakan protes kelima rekannya dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Bekasi, Kamis (10/3/2011), sudah legal.
”Kami sudah sampaikan kepada polisi dan kami diundang dalam rapat paripurna,” kata Joko di sela-sela menemani kelima rekannya yang diperiksa di Kantor Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota.
”Kami membawa aspirasi masyarakat Bekasi,” kata Joko menegaskan.
Adapun pemeriksaan terkait aksi pelemparan kutang dan celana dalam oleh aktivis KAMMI saat rapat paripurna dalam rangka peringatan hari jadi ke-13 Kota Bekasi itu berlangsung. Aksi itu memicu petugas kepolisian dan satuan polisi pamong praja menangkap aktivis KAMMI.
Para aktivis kemudian diperiksa di Kantor Polresta Bekasi Kota. Mereka adalah Nur Cholis (Ketua KAMMI Bekasi), Dani, Rino, Naban, dan Akhyar (aktivis KAMMI Bekasi). ”Semuanya cedera akibat terkena pukulan saat ditangkap,” kata Joko.
Joko mengatakan, pelemparan itu tidak direncanakan sebelumnya, tetapi spontan. Awalnya aktivis ingin sekadar membagikan selebaran berisi kekecewaan mereka terhadap pembahasan APBD Kota Bekasi yang molor. ”Kami beli (kutang dan celana dalam) dalam perjalanan (ke paripurna),” kata Joko.
Bagi KAMMI, pelemparan itu merupakan sindiran halus kepada anggota DPRD dan pemerintah untuk segera mengesahkan APBD Kota Bekasi 2011. ”(Pelemparan kutang dan celana dalam) Itu simbol keprihatinan kami agar anggota Dewan lebih jantan,” katanya.
KAMMI menuding molornya pembahasan APBD terkait ngototnya pemerintah membangun gedung sepuluh lantai untuk dinas-dinas dalam kompleks Kantor Wali Kota Bekasi yang kurang disetujui DPRD. ”Selain itu, adanya fee dua persen bagi setiap anggota Dewan terkait APBD,” tutur Joko.

SEMINAR PENDIDIKAN UNTUK NEGERI TERCINTA by KAMMI Bandung

KAMMI BANDUNG & Yayasan Wangun Asa Salaka Present:
SEMINAR PENDIDIKAN UNTUK NEGERI TERCINTA
"Menakar Relevansi Kurikulum Pendidikan Nasional dengan Kebutuhan Masa Depan bangsa"
Menghadirkan Pembicara :
1. Prof. Dr. Ir. KH Mohammad Nuh, DEA (Menteri Pendidikan Nasional)
2. Dr. H. Edi Siswadi M.Si (Sekda Kota Bandung)
3. Prof. Dr Jalaludin rahmat (Praktisi Pendidikan)
4. Muhammad Izza Ahsn (Penulis Buku 'Dunia Tanpa sekolah)
serta menghadirkan Bpk. Yusuf M. Efendi (Wakil Gubernur Jabar)
dan penampilan Kreasi anak jalanan se-Kota Bandung.

Waktu : Sabtu, 23 Juli 2011
Pkl. 08.00-16.30 wib
Tempat : Bapeda dago Bandung

HTM : Umum Rp. 200.000, Mahasiswa Rp. 100.000

sponsor