Pola pada kain |
Hal ini sia-sia untuk melakukan penyamaran kesalahan dalam hal agama, dalam pendangan pemahaman mereka dan penafsiran terhadap naskah mereka yang mereka percayai sebagai mencerminkan wahyu asli, dengan
memesan pada ciri dan keunikan dari perbedaan bentuk dari kesukuan dan perlambagan dan kemudian menjelaskan perlambangan dengan cara merencanakan dan penipuan hermeneutic sehingga kesalahan muncul sebagai kebenaran. Agama tidak hanya terdiri atas pengakuan tentang Keesaan Tuhan (at-tawhid) , namun juga tingkah laku dan bentuk yang mana kita yakini bahwa pengakuan yang ditunjukkan nabi terakhir-Nya, yang meyakini, menyempurnakan dan melengkapi tingkah laku dan bentuk dari pengakuan dan keyakinan terhadap Nabi-nabi sebelumnya. Tingkah laku dan bentuk keyakinan adalah tingkah laku dan bentuk yang ditujukan kepada Tuhan. Pengujian terhadap kebenaran keyakinan dari keEsaan Tuhan kemudian merupakan bentuk dari pengabdian kepada Tuhan tersebut. Hal ini hanya karena bentuk ibadah yang diakui oleh agama yang mengakui keesaan Tuhan adalah benar –benar keyakinan dari pengakuan tersebut yang agama khusus tersebut disebut Islam. Islam kemudian bukan sekedar kata benda kerja yang menandakan pengabdian kepada tuhan. Sekarang tingkah laku dan bentuk dari pengakuan yang diakui dalam agama pasti dipengaruhi oleh konsepsi Tuhan dalam agama. Hal ini kemudian merupakan konsepsi Tuhan dalam agama yang penting untuk menyambungkan kepada bentuk pengabdian yang benar; dan konsep ini pasti cocok dalam menanggapi untuk menjelaskan sifat-sifat Tuhan, yang mana bisa diturunkan dari wahyu, bukan dari kesukuan atau dari tradisi budaya, tidak pula dari penyatuan kesukuan dan tradisi budaya dengan naskah suci, tidak pula dari spekulasi filosofi yang dibantu oleh penemuan dalam bidang sains.
No comments:
Post a Comment