Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

Thursday, July 14, 2011

Mahasiswa dari Berbagai Elemen Tuntut SBY Mundur

Yogyakarta, CyberNews. Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen. Kamis (14/7) menuntut mundur Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari jabatannya sebagai Presiden RI. Karena dianggap gagal memimpin bangsa.

Aksi yang dilakukan mahasiswa ini, semula akan dilakukan pada saat presiden melantik perwira TNI di Lapangan Dirgantara, Kompleks Akademi Adisutjipto (AAU), Yogyakarta. Namun karena tertahan aparat keamanan, sehingga mahasiswa menggelar aksi di depan pintu gerbang AAUYogyakarta yang jaraknya dari tempat lokasi upacara sekitar 1,5 kilomter.

Dalam waktu yang bersamaan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam wadah Aliansi Mahasiswa Menggugat (AMM) menggelar aksi yang sama di depan Istana Gedung Agung, Jalan A Yani, Yogyakarta. Dalam aksinya itu, mereka juga minta SBY segera mundur dari jabatannya sebagai presiden.

Dalam orasinya Zulfikar menyerukan kepada SBY agar mundur saja jadi presiden, karena kebijakannya selalu kontradiktif dengan kepentingan rakyat, termasuk menyangkut persoalan pengangguran kemiskinan, kebijakan luar negeri dan soal Keistimewaan DIY yang hingga kini belum memiliki kejelasan.

Dikatakan, lebih dari 50 persen rakyat sudah tidak simpatik dengan kepemimpinan SBY. Penyakit moral telah menimpa negeri ini, dan SBY telah gagal membentuk kesejahteraaan rakyat.

''Meski dia mengklaim kemiskinan dan pengangguran turun, tapi faktanya malah meningkat tajam. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengangguran dimana-mana,'' teriak Zulfikar di depan massa saat menggelar aksi di pintu gerbang AAU Yogyakarta, Kamis (14/7).

Selain itu, lanjut dia, rakyat hingga kini juga diberikan ketidakpastian dalam berbagai hal. Sehingga sudah saatnya SBY untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden karena telah gagal mewujudkan pemerintahan yang bersih.

''Kami menuntut SBY segera mundur dengan terhormat. Kalau tidak mau secara terhormat, maka kami dari mahasiswa akan menuntut mundur secara paksa," katanya.

Sementara itu, kepala departemen kebijakan publik KAMMI DIY, Aza El Munadian menambahkan, dalam persoalan kebijakan yang berkaitan dengan Keistimewaaan DIY, SBY juga dianggap telah mengingkari janjinya untuk menjaga Keistiwaan Yogyakarta.

"SBY selaku Presiden Indonesia telah menutup telinga dalam mendengar aspirasi rakyat. SBY harus meminta maaf kepada rakyat Yogyakarta atas pengingkaran janji saat kampanye 2009 yang menyatakan dukungan pada Keistimewaan DIY," katanya.

Dalam aksinya, massa juga menggelar aksi teatrikal tepat didepan gerbang Ksatrian AAU. Mereka menaburkan bunga tujuh rupa sebagai simbol matinya demokrasi di Indonesia. Massa yang melakukan aksi mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian.

Sedangkan puluhan mahasiswa AMM yang menggelar aksi di depan Istana Negara Gedung Agung, Jalan A Yani, Yogyakarta, menolak kedatangan SBY ke Yogyakarta karena dianggap gagal mensejahterakan rakyat. Semula massa menggelar aksi di perempatan Kantor Pos Besar atau lebih tepatnya di ''Titik Nol'' Kota Yogyakarta. Setelah itu, bergerak ke utara menuju pintu masuk utama Istana Negara Gedung Agung, Jalan A Yani, Yogyakarta.

Koordinator aksi, M Anai menyerukan penolakan rencana kenaikan harga BBM dan kenaikan harga sembako yang saat ini sudah berlangsung. Massa juga menolak berbagai Rancangan Undang-Undang (RUU), diantaranya RUU Pengadaan Tanah, RUU Intelejen dan RUU Perguruan Tinggi.

Menurut Anai, solusi berbagai permasalahan bangsa yang ada sekarang ini adalah nasionalisasi berbagai aset strategis. Selain itu, reformasi agraria sejati harus bisa dilaksanakan masyarakat. "Pemerintah harus berani menyita harta para koruptor untuk pendidikan dan kesehatan rakyat," imbuhnya.

Dalam aksinya itu, massa juga menggelar teatrikal hingga makin menarik perhatian masyarakat yang kebetulan sedang melalui jalan tersebut. Selain itu, massa juga menaburkan bunga tujuh rupa sebagai simbol matinya demokrasi di Indonesia.

Meski mereka bisa bergerak bebas, namun aksi ini tetap mendapat penjagaan aparat keamanan yang cukup ketat. Mereka dikawal aparat keamanan kepolisian dan TNI dengan persenjataan lengkap.

( Sugiarto / CN34 / JBSM )

No comments:

Post a Comment

sponsor