Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

Monday, July 18, 2011

Surat Cintaku untuk kader-kader KAMMI STT Telkom by Syamsudin Kadir

Oleh : Syamsudin Kadir
(Tim Kaderisasi KAMMI Bandung 2006 – 2008)


Saudara-saudaraku,
Apa yang kita lakukaka saat ini di dakwah ini belum seberapa jika dibandingkan dengan pengorbanan yang telah dilakoni oleh para pendahulu-pendahulu kita. Betapa indah pesan sejarah Umar bin Abdul Azis, tapi juga betapa indah sejarah pengorbanan banyak sahabat yang telah banyak member untuk islam. Kalaulah sejarah itu akan berulang, maka harapan besarnya adalah kita menjadi pelanjutnya. Suatu ketika saya pernah merenung. Saya merenungi bagaaimana para pendahulu kita yang telah banyak berkorban sehingga Indonesia kita nikmati seperti saat ini. Atas dasar apakah mereka melakukan itu semua? Mengapa mereka begitu ikhlas untuk mengorbankan tenaga, gagasan dan waktunya untuk Indonesia? Saya tidak tahu apa jawaban yang harus disampaikan untuk mewakili alas an mereka ‘mengapa’ melakukan itu semua.





Saudara-saudaraku,
Ternyata dalam kenyataannya, sejarah itu akan terus berulang. Walaupun masanya berbeda, tapi terkadang momentum sejarah itu akan terus berulang. Teorinya adalah siapa yang berkorban, melakukan ‘amal-amal perjuangan, maka mereka akan menemukan ‘momentum’ kesejarahan. Kebaikan-kebaikan yang diperoleh oleh siapapun yang memperoleh kebaikan, itu semua hanya akan diperoleh karena adanya keterlibatan diri-diri mereka dengan ‘momentum’ kebaikan itu. Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa siapa yang menginginkan kebaikan yang banyak, maka lakukanlah banyak kebaikan sebanyak kebaikan yang ingin dicapai. Artinya, momentum kebaikan hanya akan kita peroleh ketika kita terlibat untuk menjemput momentum-momentum itu. Untuk itu, pekerjaan kita saat ini adalah membuat momentum dengan melaukan kebaikan-kebaikan sebagaimana para pendahulu kita menyeting zamannya.
Saudara-saudaraku,
Selamat bekerja dan bekerja! Umat dan bangsa ini menunggu manusia-manusia yang cerdas; yang memiliki kekuatan otoritas, otoritas intelektual, moral dan politik. Karena dengan cara seperti itulah kita akan mampu mendesakkan perubahan dengan cepat. Dari sini juga menunjukkan bahwa kerja-kerja gerakan ke depan harus dilalui dengan dua ‘kekuatan’ yaitu : progresivitas dan ketangkasan. Progresivitas adalah kecepatan dalam bekerja, bergerak, berinovasi, kreativitas dan lain-lain. Sedangkan ketangkasan mengarah kepada ketepatan dalam melaksanakan agenda-agenda atau amal-amal progresivitas.
Saudara-saudaraku,
Selesaikanlah sesuatu yang sudah kita mulai; karena pahlawan hanya akan berhenti ketika dia bertemua dengan ajal-kematiannya!

Bandung; Sabtu, 8 Desember 2007 ( Pukul 21.50 – 22.05 WIB)

No comments:

Post a Comment

sponsor